Minggu, 08 Januari 2012

ANEKDOT PERDEBATAN

dalil amalam NU


SEKELUMIT ANEKDOT PERDEBATAN

Wahabi & Salafi (WS): “Maulid dan tahlilan itu haram, dilarang di dalam agama.”
Ahlussunnah (AJ) : “Yang dilarang itu bid’ah
, bukan Maulid atau tahlilan, bung!

WS : “Maulid dan tahlilan tidak ada dalilnya.”
AJ : “Makanya jangan cari dalil sendiri, nggak bakal ketemu. Tanya dong sama guru, dan baca kitab ulama, pasti ketemu dalilnya.”

WS : “Maulid dan tahlilan tidak diperintah di dalam agama.”
AJ : “Maulid dan tahlilan tidak dilarang di dalam agama.”

WS : “Tidak boleh memuji Nabi Saw. secara berlebihan.”
AJ : “Hebat betul anda, sebab anda tahu batasnya dan tahu letak berlebihannya. Padahal, Allah saja tidak pernah membatasi pujian-Nya kepada Nabi Saw. dan tidak pernah melarang pujian yang berlebihan kepada beliau.”

WS : “Maulid dan tahlilan adalah sia-sia, tidak ada pahalanya.”
AJ : “Sejak kapan anda berubah sikap seperti Tuhan, menentukan suatu amalan berpahala atau tidak, Allah saja tidak pernah bilang bahwa Maulid dan tahlilan itu sia-sia.”

WS : “Kita dilarang mengkultuskan Nabi Saw. sampai-sampai menganggapnya seperti Tuhan.”
AJ : “Orang Islam paling bodoh pun tahu, bahwa Nabi Muhammad Saw. itu Nabi dan Rasul, bukan Tuhan.”

WS : “Ziarah ke makam wali itu haram, khawatir bisa membuat orang jadi musyrik.”
AJ : “Makanya, jadi orang jangan khawatiran, hidup jadi susah, tahu.”

WS : “Mengirim hadiah pahala kepada orang meninggal itu percuma, tidak akan sampai.”
AJ : “Kenapa tidak! kalau anda tidak percaya, silakan anda mati duluan, nanti saya kirimkan pahala al-Fatihah kepada anda.”

WS : “Maulid itu amalan mubazir. Daripada buat Maulid, lebih baik biayanya buat menyantuni anak yatim.”
AJ : “Cuma orang pelit yang bilang bahwa memberi makan atau berinfak untuk pengajian itu mubazir. Sudah tidak menyumbang, mencela pula.”

WS : “Maulid dan tahlilan itu bid’ah, tidak ada di zaman Nabi saw.”
AJ : “Terus terang, Muka anda juga bid’ah, karena tidak ada di zaman Nabi Saw.”

WS : “Semua bid’ah (hal baru yang diada-adakan) itu sesat, tidak ada bid’ah yang baik/hasanah.”
AJ : “Saya ucapkan selamat menjadi orang sesat. Sebab Nabi Saw. tidak pernah memakai resleting, kemeja, motor, atau mobil seperti anda. Semua itu bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat.”

WS : “Kasihan, masyarakat banyak yang tersesat. Mereka melakukan amalan bid’ah yang berbau syirik.”
AJ : “Sudah lah, kalau anda masih bodoh, belajarlah dulu, sampai anda bisa melihat jelas kebaikan di dalam amalan mereka.”

WS : “Saya menyesal dilahirkan oleh orang tua yang banyak melakukan bid’ah.”
AJ : “Orang tua anda juga pasti sangat menyesal karena telah melahirkan anak durhaka yang sok pintar seperti anda.”

WS : “Para penceramah di acara Maulid, bisanya hanya mencaci maki dan memecah belah umat.”
AJ : “Sebetulnya, para penceramah itu hanya mencaci maki orang seperti anda yang kerjanya menebar keresahan dan benih perpecahan di kalangan umat.”

WS : “Qunut Shubuh itu bid’ah, tidak ada dalilnya, haram hukumnya.”
AJ : “Kasihan, rokok apa yang anda hisap? Setahu saya, di dalam iklan, merokok Star Mild hanya membuat orang terobsesi menjadi sutradara atau orator. Sedangkan anda sudah terobsesi menjadi ulama besar yang mengalahkan Imam Syafi’I yang mengamalkan qunut shubur. Lebih Brasa, Brasa Lebih pinter gitu loh!”
GOESQ,laskarnahdiyin

Read More......

Rabu, 04 Januari 2012

KA’BAH MONUMEN TERTUA DI BUMI

sumber tulisan:GOESQ






KA’BAH MONUMEN TERTUA DI BUMI
OLEH: DIDI SUDIRJA
Menurut sebagian riwayat, Ka’bah sudah ada sebelum Nabi Adam AS diturunkan ke bumi, karena sudah dipergunakan oleh para malaikat untuk tawwaf dan ibadah. Bagaimana sejarahnya…?
Berbagai keajaiban dunia telah sering diceritakan dan ditulis dalam berbagai buku. Tetapi ternyata keajaiban dunia tersebut tidak ada satupun yang dapat menandingi, apalagi melebihi keajaiban Ka’bah Al-Musharaffah di kota Mekkah Al-Mukarramah, kota suci umat Islam.
Ka’bah sebagai lambang pemersatu umat Islam, setiap detiknya tidak pernah kosong dikelilingi oleh mereka yang melakukan Tawwaf, apalagi di musim ibadah haji. Tawwaf mengelilingi Ka’bah berlangsung sepanjang hari, tidak terkecuali tengah malam dan dinihari, ribuan orang bahkan jutaan umat muslim dari berbagai penjuru dunia, melakukan tawwaf, berdzikir dan sembahyang kepada Allah Aza Wazala.
Ketika umat Islam mengunjungi Masjidil Haram, maka pada saat itu pulalah mereka akan bertawaf, berkeliling Ka’bah sebanyak 7 kali sambil mengumandangkan doa-doa.Selama berkeliling tersebut, atau kalau sudah selesai mengelilinginya, kalau ada kesempatan jamaah disunatkan melakukan sembahyang, baik di daerah Multazam (suatu tempat antara lubang tempat melihat atau mencium hajar Al-Aswad) diantara Maqam Ibrahim, dan Ka’bah atau Hijir Ismail.
Menurut sebagian riwayat, Ka’bah sudah ada sebelum Nabi Adam AS diturunkan ke bumi, karena sudah dipergunakan oleh para malaikat untuk tawwaf dan ibadah. Ketika Adam dan Hawa terusir dari Taman Surga, mereka diturunkan ke muka bumi, diantar oleh malaikat Jibril. Peristiwa ini jatuh pada tanggal 10 Muharam.
Dalam keadaan gelap gulita Adam dan Hawa harus menerima kenyataan suratan takdir menempuh hidup baru di muka bumi. Menurut sebuah catatan, Adam diturunkan di bukit Ruhun Surandib kawasan Sailan Hindia, sedangkan Siti Hawa di Kawasan Tanah Jeddah Saudi Arabia. Mereka terpisah di tempat yang sangat jauh.
Kemudian Allah menyuruh malaikat Jibril turun ke bumi agar menemui Adam supaya melaksanakan ibadah Haji, yakni Tawwaf bersama Hawa. Maka atas petunjuk Tuhan Adam mengadakan perjalanan panjang menuju tanah Arab guna mencari Siti Hawa. Setelah mengadakan pengembaraan bertahun-tahun menyusuri padang pasir dan bukit bebatuan yang cukup terjal, akhirnya bertemulah Adam dengan Hawa. Tempat pertemuan mereka yaitu di sekitar Padang Arafah sekarang. Disebut Arafah artinya “tempat mengenal kembali”.
Keduanya kemudian mendapat perintah untuk melakukan tawwaf mengitari Hajar Aswad di tengah-tengahnya. Di tempat inilah Nabi Adam melakukan doa pertobatan bersama Siti Hawa, siang malam sambil menangis, atas segala dosanya.
Setelah Nabi Adam wafat, masjid Baitul Makmur dijadikan rumah ibadah oleh Nabi-nabi sesudahnya, salah satunya Nabi Nuh AS. Maka saat terjadi banjir bandang yang maha dahsyat di zaman Nabi Nuh. AS, masjid Baitul Makmur yang didalamnya terdapat Hajar Al Aswad, yang oleh manusia modern sekarang diyakini sebagai batuan meteorit yang jatuh ke bumi dan tidak terbakar oleh atmosfir, ikut tenggelam di telan banjir. Konon, menurut riwayat, atas izin Allah masjid Baitul Makmur lalu dipindahkan ke langit ke tujuh oleh para malaikat, dan kemudian dijadikan kiblat untuk ibadah para malaikat di ufuk cakrawala langit tertinggi di alam raya.
Ketika Nabi Muhammad SAW naik ke langit saat malam Isro Mi’rajnya tanggal 27 Rajab, Beliau sempat melakukan sembahyang di masjid Baitul Makmur ini. Nabi bertindak sebagai imam, dan para malaikat ikut menjadi makmum.
Dikisahkan pula, pada era milenium kedua SM (abad ke 20 SM) akhir zaman Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS, saat menunaikan tugasnya sebagai nabi dan rasul di Jazirah Arab tepatnya kota suci Mekkah Al-Mukaramah di era Tirani imperium kerajaan Namruzd berkuasa, Ibrahim bersama putranya mendapat tugas untuk membangun kembali Ka’bah Baitullah ini. Ibrahim AS kemudian menjadikannya sebagai pusat ibadah agama tauhid sesuai dengan yang disyariatkannya saat itu.
Namun, sepeninggal Nabi Ibrahim dan Ismail, berabad-abad kemudian bangsa Arab kembali kepada kemusyrikan. Ka’bah Baitullah diisi dengan bermacam-macam berhala dan patung yang disembah-sembah sebagai Tuhan.
Pusakan Gajah Abrahah menggempur Ka’bah
Dikala umat manusia dalam kegelapan dan kehilangan pegangan hidup, lahirlah seorang bayi yang kelak membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban dunia. Bayi itu tak lain dan tak bukan adalah Nabi Muhammad SAW.
Bayi itu diberi nama Muhammad, suatu nama yang belum pernah ada sebelumnya. Menurut perhitungan para ahli saat kelahirannya bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M.
Suatu riwayat mengatakan bahwa tatkala Adul Muthalib membawa bayi Muhammad ke Ka’bah yang penuh dengan macam-macam berhala, tiba-tiba berhala itu berjatuhan dari dinding Ka’bah.
Bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW ini, kota Mekkah diserang oleh pasukan invantri yang berkendaraan gajah, di bawah pimpinan komando Raja Abrahah, seorang gubernur dari propinsi negara bagian kerajaan nasrani Abesinia yang memerintah di Yaman.
Mereka bermaksud menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum maksud mereka tercapai, Allah SWT telah mengirimkan sekawanan burung Ababil yang menghancurkan pasukan tersebut sebagaimana diabadikan dalam Al Qur’an surat Al-Fiil 1 – 5. Mereka hancur luluh berantakan dilempari batu-batu kerikil yang diambil dari neraka Sijil, yang mengandung zat-zat kimia dan daya penghancur nuklir biologis – kimia.
Ka’bah Dibersihkan
Selama Rasulullah SAW masih berada di Mekkah dan enam belas bulan sesudah hijrah ke Madinah, umat Islam dalam sholatnya menghadap ke arah masjidil Aqsha di Yerusalem, yang juga berabad-abad menjadi kiblat agama Yahudi. Penyebabnya karena waktu itu Ka’bah telah penuh dengan patung dan berhala, bahkan disebutkan tidak kurang dari 360 buah patung bertengger di samping Ka’bah.
Sesudah itu Allah memerintahkan kepada Nabi untuk mengalihkan kembali Kiblatnya ke Masjidil Haram seperti difirmankan Allah dalam Al Qur’an Surat Al Baqqarah ayat 149 dan 150. Sejak itu maka umat Islam dalam melakukan sholatnya tidak lagi ke arah Masjidil Aqsha.
Rasulullah SAW mengerti jika Masjidil Haram harus menjadi Kiblat kembali, maka segala patung dan berhalanya harus dibersihkan. Namun, tidak mungkin berhala dan patung bisa disingkirkan dari Ka’bah tanpa merebut dan menduduki kota Mekkah yang dalam beberapa waktu saat itu dikuasai oleh kaum kafir Quraisy.
Penaklukan kota Mekkah-pun segera dilakukan dengan mengerahkan 10.000 pasukan muslim lengkap dengan senjatanya, dan akhirnya berhasil tanpa perlawanan dari pihak kafir. Tanpa turun dari untanya Nabi mendekati Ka’bah untuk melakukan tawwaf 7 kali. Tetapi ketika hendak memasuki Ka’bah ternyata pintunya di kunci oleh penjaganya yakni Utsman bin Talha.
Melihat keadaan ini dengan cepat tanggap Ali bin Abi Thalib segera merebutnya sendiri dari tangan penjaga Ka’bah, lalu hendak membuka pintunya. Tetapi Rasulullah SAW memerintahkan agar anak kunci itu dikembalikan kepada penjaga Ka’bah yang sudah tua renta itu.
Tersentuh oleh akhlak Nabi yang mulia ini maka Utsman bin Thalha tidak saja membukakan pintu Ka’bah untuk Rasulullah, tetapi juga dengan suara gemetar mengucapkan dua kalimah syahadat.
Kemudian Rasulullah masuk ke dalam Ka’bah. Semua patung dan berhala yang berjumlah 360 buah lalu disingkirkan dan dihancurleburkan. Maka bersihlah Ka’bah dari kotoran syirik, bersih seperti sediakala saat pondasinya diletakkan dan dibangun kembali oleh nenek moyang Nabi Muhammad SAW yaitu Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS.
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 10 Ramadlan tahun ke-8 sesudah Hijriyah. Hal ini memenuhi ramalah Nabi Musa AS sebelum wafatnya, sebagaimana tersebut pula dalam Kitab Perjanjian Lama – kitab Ulangan 33 : 2; “Dan dia berkata; Tuhan datang dari Sinai dan bangkit dari Seir kepada mereka, dia memancar dari Bukit Faran, dan dia datang bersama sepuluh ribu orang beriman, dari tangan kanannya memancar hukum yang menyala bagi mereka.” (Diterjemahkan dari kitab Bibel Society).
Keterangan ini memberi penjelasan bahwa agama Allah ialah yang dibawa oleh RasyulNya yang menerima wahyu dari Sinai yaitu di atas bukit Thursina, yakni Nabi Musa AS. Lalu agama itu bangkit lagi dibawa oleh Rasul dari Yerusalem yang termasuk daerah Seir yakni Nabi Isa binti Maryam, kemudian memancar dari Bukit Faran yakni Bukit Hira di Mekkah melalui Nabi Muhammad SAW. Beliau datang membawa sepuluh ribu orang yang beriman sekaligus menaklukkan kota Mekkah, juga membawa hukum yang tegas untuk menghancurkan orang-orang musrik dan semua patung maupun berhala yang disembah orang-orang Quraisy saat itu.
Pada tahun 8 Hijriyah atau tahun 630 Masehi Nabi Muhammad SAW menetapkan bahwa segala macam patung dan berhala termasuk gambar dan tulisan huruf di dalam dan diluar Ka’bah yang tidak ada kaitannya harus disingkirkan. Sehingga mulai saat itu Ka’bah bebas dari kehadiran berbagai macam berhala-berhala dan patung juga gambar-gambar ornamen, relief, baik besar maupun kecil, baik kongkrit ataupun abstrak, termasuk simbol-simbol religius mistik yang menjurus kepada kemusyrikan.
Ka’bah dibungkus oleh tirai yang disebut Kiswah. Warnanya hitam dan dihiasi dengan tulisan kaligrafi ayat-ayat Al Qur’an. Setiap tahun selalu diganti dengan yang baru. Yang pertama kali memberi kiswah kepada Ka’bah adalah Raja Assad Tubba, dari Yaman Selatan.
Demikian, selamat bertawwaf di Ka’bah. Semoga menjadi haji mabrur!
GOESQ

Read More......

MEMBACA KILAT

Rahasia membaca secepat kilat, satu halaman per detik atau kurang

GOESQ


Sungguh manusia yang hidup di dunia modern diberkati karena diberikan akses yang luar biasa pada tersedianya informasi di berbagai tempat. Baik yang tercetak, maupun yang online di internet maupun ebook semacam ini yang hanya bisa dibaca di komputer. Dua puluh tahun yang lalu, tidaklah demikian mudah mencari suatu informasi yang kita butuhkan, karena minimnya sumber bahan bacaan yang ada di sekitar kita.
PENGANTAR



Banjir informasi yang sedemikian hebat ini lantas juga menyisakan suatu kebutuhan baru bagi kita untuk mampu mencerap dan mengolah informasi tersebut. Seiring dengan banjirnya informasi tersebut, ternyata waktu yang tersedia untuk membaca tetaplah 24 jam sehari bagi setiap manusia. Jadi, yang dapat kita lakukan hanyalah meningkatkan kemampuan membaca sehingga dalam waktu yang sama, mampu menyedot informasi yang jauh lebih banyak. Diperlukan cara alternatif untuk membuat kita mampu -secara sengaja- menginput informasi yang sekaligus dalam jumlah banyak ke dalam pikiran kita. Sebab cara membaca yang biasa tidaklah menjanjikan suatu kecepatan yang cukup.

Duapuluh tahun yang lalu tantangan ini di jawab dengan hadirnya ilmu yang disebut sebagai speed reading. Yakni teknik membaca cepat, dengan mengandalkan kemampuan pikiran kita mengenali frasa-frasa kata dan pola dalam kalimat. Cara ini sudah termasuk cepat, namun kekurangannya adalah, masih belum mengoptimalkan potensi otak manusia secara keseluruhan. Sebab, dalam cara speed reading, kita masih harus “membaca” huruf / kata / kalimat, sekalipun dengan kecepatan yang tinggi. Nah, tantangannya adalah, dapatkah kita memproses bahan bacaan dengan kecepatan fantastik, misalkan dalam hitungan selembar buku kurang dari sedetik, laiknya seperti memotret atau memfotocopy suatu halaman? Jadi bukan lagi membaca, namun semacam mendownload, memfotokopi suatu dokumen ke dalam pikiran

Jawabannya adalah : Unconscious Blitz Reading!

untuk selengkapnya silahkan download link dibawah ini

http://www.ziddu.com/download/17825922/UBR.chm.html
Read More......

SIRULLAH

Semudah-mudahnya “Ma’rifat” kepada Allah adalah menjaga keluar-masuknya nafas dengan lafal “Allah …. Allah ….” Di sertai dengan penuh rasa takut dan harap. Namun bagi pemula hendaknya mengganti lafal “Allah…Allah…” dengan Istighfar (Astaghfirullahal-‘Azhiim) yaitu nafas masuk baca ….. Astaghfirullaah ….. nafas keluar membaca ….hal- ‘azhiim … Demikian hendaknya sehingga menjadi kebiasaan kita selalu ber-Istighfar (taubat) yang memudahkan cahaya (Nuur) petunjuk dan pertolongan Allah Swt kepada kita.
Di dalam kitab “Khozinatul-‘Asroor” di terangkan: Barang-siapa yang setiap gerak-geriknya selalu ber-Dzikir kepada Allah SWT (menjaga keluar-masuknya nafas) maka niscaya Allah akan membuka baginya rahasia kerajaan langit dan bumi. Mampu men-tasyara’uf-kan sesuatu yang maujud, nicaya apabila ia mengatakan … hai pasir … jadilah tepung …. Hai angin , halilintar, air … tunduklah …. Niscaya Allah menundukkan baginya. Di dalam sebuah hadits Qudsy menerangkan: Barang-siapa selalu Istighfar ( bertaubat) maka Allah akan memberikan jalan keluar dari tiap-tiap kesulitan dan Allah akan memberikan dari tiap-tiap kegelisahan akan ketentraman dan Allah memberikan rezeky dari arah yang tak diduga-duga.
Read More......